19.3.06

I Hate Monday

Tahukah kamu berapa lama aku berada di depan laptop sambil bengong saat mau menulis surat ini? Lebih dari satu jam. Seolah kehilangan kata-kata. Aku tak tahu harus menuliskan apa.

Boleh aku bertanya? Apakah itu salah kita saat banyak orang yang mencintai kita? Beberapa hari ini mengusikku. Ada yang bilang itu salahku karena aku telah membuat mereka jatuh cinta. Tapi kan aku tidak pernah berniat untuk melakukan itu. Salahkah berbuat baik dan ramah kepada setiap orang? Mungkin benar yang kamu bilang, aku punya kemampuan untuk membuat orang lain jatuh cinta dan patah hati sama besarnya. Lalu apakah aku salah?

Bagaimana kita bisa mencintai kalau jatuh saja kita takut? Bukankah jatuh cinta dan sakit hati itu satu paket? Satu paket juga dengan rindu dan cemburu. Lalu apakah kamu hanya ingin terus bermimpi? Aku pikir tidak perlu dijelaskan, kamu cukup pintar untuk mengerti.

Senin yang sibuk untukku. Bangun sholat malam, sahur, sholat shubuh lalu ketiduran dan terbangun karena bbm seorang teman yang nge-ping beberapa kali karena tidak sabar. Aku terburu-buru berangkat ke puskesmas dan terlambat mengikuti apel. Pasien yang antri minta ditangani serta laporan yang harus diselesaikan segera. Sibuk. I hate monday. Kepalaku sakit. Kebiasaan saat aku terlalu sibuk atau saat aku kepanasan. Dan sekarang aku berharap maghrib cepat datang.

Apakah ceritaku tentang hari ini serupa keluhan? Kalau begitu tolong kamu abaikan.

16.3.06

Namanya Pohon Cinta


Aku menanam biji. Ku rawat hingga tumbuh menjadi pohon yang lebat, kokoh dan tinggi. Ku jaga pohon tersebut. Sehingga pohon itu ku beri nama lain. Cinta. Aku rawat baik-baikdan penuh kasih . Dan aku selalu berbicara dengan pohon itu. Hanya sekedar berbagi cerita.

Walaupun aku tahu, si pohon tak akan pernah tahu betapa aku sangat menjaga pohon tersebut. Walaupun aku tahu, mungkin pohon itu akan menghasilkan hasil yang berbeda-beda, tidak selalu sesuai dengan apa yang aku inginkan. Jika musim gugur tiba, aku akan dengan bahagia menikmati keindahannya, dan jika musim kemarau tiba, dengan sabar akan ku rawat dan aku siram pohon itu hingga ia tidak akan pernah mati kekeringan.

Tetapi aku menikmati setiap proses dan kegiatan yang melibatkan pohon itu. Waktu aku menyiramnya, memupuknya dengan pupuk yang diberi nama kasih dan duduk dibawahnya untuk meracau tanpa arah. Hanya untuk merangkai cerita. Aku selalu senang dan bahagia untuk menjaga dan merawat pohon itu..

Priceless.




gambar dari sini