Setiap manusia mempunyai batas. Dan entah mengapa, penatku tak jua berada di ambang batas. Bertahan, karena ku punya mimpi dan cita-cita. Mimpi adalah lembutnya yang kerap membelai tiap resah kala lelahku, dan cita-cita adalah memberikan tawa bahagia dalam hidupnya. Keberadaan terhapus oleh luka, dan duka merasuki aliran darah dalam kesendirian. Kesendirian, menyileti tiap pori dimana ada detak tentang namanya.
Berbahagialah Sayang, tersenyumlah. Ku akan mengantar semua nyawa namun berjanjilah untuk bahagia. Tak pernah ku dapat bernafas dengan lapang tanpa sebuah senandung, tak pernah ku dapat tersenyum dengan tulus tanpa hembusan yang mengiris. Ingin kulepas selang infus yang terpasang mengiringi kepergianmu. Kubakar kantung air mata yang tak berhenti bocor sejak menatap punggungmu yang menjauh. Berbahagialah cinta, dengan rindu dan air mata…, juga ribuan doa.
gambar dari sini
