5.1.08

Jika Saja


Jika kamu selama ini sibuk bertanya apakah aku bahagia?
Ingatlah bagaimana rentang yang dibentangkan pernah seakan menenggelamkan aku di dalam kotornya limbah. Sesak. Tak mampu bernafas. Namun kini ku tahu, aku lupa hakikat manusia. Bahwa Ia menciptakan aku untuk melengkapi, bukan untuk pengganti nyawanya.
Jika kamu selama ini sibuk berpikir apakah aku bahagia?
Ingatlah ribuan detik yang terlewatkan tanpa kehadiran yang nyata. Namun, ketika nyata tidak lagi bermakna. Rasa abstrak mendominasi hati. Lihatlah, debaran itu nyata dan tetap sama.
Jika saja kamu sibuk berharap aku bahagia?
Harapan itu tergores kental di atas pasir yang kau kumpulkan dulu. Merapat dan tak bersekat. Perlahan membukit dan membentuk sebuah atap. Dimana hanya ada kita dan cerita yang telah tercipta.
Jika saja kamu terpikir untuk pergi demi tawaku?
Ingat betapa keras genggamanku menahanmu. Betapa aku mati tanpa hadirmu, dan banyaknya peluh yang hadir menyusuri tiap tangga dengan kita di awan yang berbeda?

Namun jika semua yang telah terjadi di luar pertimbangan logikamu, jangan berlogika! Tanpa itu pun kamu membuatku terlalu bahagia.


gambar dari sini