13.11.09

Kenang Genang

Bila akhirnya aku harus menjadikanmu kenangan.
Maka, biarlah aku menuliskannya di atas air mata yang menggenang.
Sebab air mata akan selalu ada, tak akan habis ia hingga tubuh tak lagi berisi nyawa.
Hingga kenang tentangmu tak akan habis digerus waktu.
Kan kubiarkan ia menjalari kalbu.
Karena kenangan tentangmu bukanlah masa lalu.
Kenang tentangmu ialah segalaku.
Dan telah kusiapkan air mata dan senyumku, untuk selamanya terjebak dalam kenangan tentangmu.
Sampai rongga hidung dan mulutku tak lagi hembuskan napas.