tubuh gontai mengeja langkah
seonggok hati terbalut amarah
meracau gagap pada cemburu buta
cintaku tak lagi terbaca
kumpulan nada minor
bernyanyi tanpa intonasi
bagai dengus gurun pasir
berbisik penuh desah
tersengal
rinduku dahaga
dikuras emosi
tanpa ampun
tatapmu melepasku kelana
tersisip hati yang ikut merana
lembayung senja memayungi
ada bayang yang kau amati
semburat jingga yang menggelora
pendarkan cemburu yang membara
maka kususun kata
meski kuucap dengan terbata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar