10.2.13

Hari Ke-19: Mengejar(mu) Pelan-pelan

Berpuluh kota sudah aku jelajahi sendirian. Ya, aku ini pejalan tangguh, begitu mencintai perjalanan. Tidak pernah mengeluh soal jauhnya jarak yang harus ditempuh. Hanya saja, agak cerewet soal kecepatan. Aku lebih memilih untuk berjalan pelanpelan. Menikmati udara yang memang tidak sepenuhnya menyegarkan. Sesekali rehat, mampir di warung kopi, memesan satu lalu menyesapnya dalamdalam. Ketika itu, senja seolah ikut menyamakan ritmenya dengn milikku. Ambil bagian dalam adegan slowmotion, senja juga berjalan pelanpelan.

“Kamu terlalu asik hidup di masa lalu,” katamu suatu waktu. “Semua orang sudah berlari, sementara kamu malah terus di situ. Tidakkah kamu ingin mengejar sesuatu?”

Tenang saja, aku tahu titik akhirku. Aku pernah berlari bahkan melesat hingga kaki ini seperti tidak menyentuh bumi. Nyatanya nafasku cepat habis, melelahkan. Dan pemandangan tidak lagi indah. Sesuatu yang kabur itu tidak enak dilihat, sayang. Aku cukup senang begini.

Dan kemarin kamu terlihat begitu terkejut. Aku tibatiba hadir di depanmu. “Bagaimana kamu bisa ada di sini?” tanyamu.

“Aku tahu mana yang harus kukejar.” bisikku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar