13.12.09

P e l u k


masih terasa hingga kini, hangat pelukanmu semalam
masih bisa kudengar dengan jelas detak jantungmu yang bergemuruh, bersatu dengan jantungku
masih bisa kurasakan deru nafasmu yang memburu
sungguh tak ingin ku melepas pelukku padamu
rengkuh diriku erat, biar kurasa damai bersamamu
biarkan mata ini terpejam, menikmatimu...

13.11.09

Kenang Genang

Bila akhirnya aku harus menjadikanmu kenangan.
Maka, biarlah aku menuliskannya di atas air mata yang menggenang.
Sebab air mata akan selalu ada, tak akan habis ia hingga tubuh tak lagi berisi nyawa.
Hingga kenang tentangmu tak akan habis digerus waktu.
Kan kubiarkan ia menjalari kalbu.
Karena kenangan tentangmu bukanlah masa lalu.
Kenang tentangmu ialah segalaku.
Dan telah kusiapkan air mata dan senyumku, untuk selamanya terjebak dalam kenangan tentangmu.
Sampai rongga hidung dan mulutku tak lagi hembuskan napas.

12.10.09

Air Mata


Seorang sahabat bertanya padaku,

Apakah kau punya cukup air mata?

Tak inginkah kau meminjam air mataku?

Kan kuberikannya untukmu.

Karena aku lelah menangis...

Dan aku menjawab,

Aku tak butuh air mata.

Telah lama air mataku mengering.

Tahukah kamu?

Kini aku bisa menangis tanpa air mata.

Dalam diamku bahkan dalam tawaku...

7.9.09

Kalau Bisa


Kalau bisa, aku ingin tertidur di lenganmu. Menutup mata dan menyusun mimpi kita untuk hari esok.

Kalau bisa, aku ingin tertidur di lenganmu. Saat senja menuju malam. Tidak pernah malam, dan tidak pernah kembali pada siang. Tetap di situ.

Kalau bisa, aku ingin tertidur di lenganmu. Hembusan angin sore, cuma itu satu-satunya suara yang mengiringi hening tenang kita.

Kalau bisa, aku ingin tertidur di lenganmu. Aku hanya ingin terbangun saat pesawat melintasi langit. Ada permohonan yang ingin aku titip di sana.

Kalau bisa, aku ingin tertidur di lenganmu. Memeluknya erat, agar dalam tidur pun aku tahu bahwa kau masih milikku.

Kalau bisa, aku ingin itu semua menjadi nyata.

Kalau bisa, aku ingin menghidupkan tulisan ini.

Kalau bisa…

13.8.09

Seseorang Membutuhkanmu

Jangan pernah meremehkan dirimu. Tuhan memberikanmu hidup bukan karena kamu membutuhkannya, tapi karena seseorang membutuhkanmu.

Dan berbahagialah ketika Tuhan menjawab doamu. Tapi bersyukurlah ketika Tuhan menjadikanmu jawaban atas doa orang lain.

7.7.09

Perempuan


Perempuan, darinya Allah menciptakan dua tangan. Dimana dengan dua tangan tersebut, ada pelukan yang dapat menyembuhkan sakit hati dan keterpurukan. Ada damai dan kasih sayang yang tercipta.
Perempuan, darinya Allah menciptakan air mata. Untuk mengungkapkan kegembiraan, galau, cinta, kesepian, penderitaan dan kebanggaan. Dia mampu tersenyum bahkan saat hatinya menjerit. Mampu bernyanyi saat menangis. Bahkan menangis saat terharu.
Perempuan, darinya Allah menciptakan banyak kebaikan. Hanya ada satu hal yang kurang pada perempuan, kadang dia lupa betapa berharganya dia...

5.6.09

Keyakinan


Milikilah keyakinan yang besar. Biarkan keyakinanmu tumbuh lalu menggerakkanmu—entah bagaimana caranya. Ia akan mempertemukan—bisa jadi saat ini yang berjodoh itu seperti pergi. Tenang saja, ia akan gelisah lalu kembali kepadamu.

13.5.09

Lakukan

Lakukan itu sekarang dan beranikan diri. Atau kamu, 30 tahun lagi, sambil terbaring di tempat tidurmu, kamu menyesali jalan hidupmu, karena saat kau muda, kau tidak berani mengambil keputusan, hanya karena kau takut, takut oleh pikiranmu sendiri, takut akan apa kata orang lain.

3.4.09

Teman, Aku Rindu…


Memori malam itu. Dibawah pengaruh zat kimia yang merasuki arus darah. Ia mulai meracau tentang waktu. Terjawab sudah semua pengingkaran terhadap rasa.

Kamu harus selalu bernyanyi, ujarmu sambil tersedu. Karena kami selalu mendengarmu bernyanyi, lagu apapun itu. Aku menangis!

Pikiran bermain ke masa beberapa tahun yang lalu. Ketika semua begitu indah. Aku sudah pergi terlalu lama rupanya. Kubiarkan mereka hanya menatapiku dari kejauhan. Menghela nafas, dan memperhatikan tiap langkahku, tidak dengan mata tapi dengan hati.

Kamu selalu bisa membuat orang lain bersandar padamu, namun kamu lari ketika terjebak dengan masalahmu sendiri. Apa bahuku kurang empuk hingga kau enggan untuk menyentuhnya, apa telingaku kurang tajam hingga kau enggan untuk bercerita? Lagi-lagi aku kembali menangis.

Aku telanjang di depanmu, jawabku. Kamu terlalu tahu, topeng mana yang kudapatkan. Aku takut! Aku lelah telanjang, jawabku lagi.

Tapi aku rindu kamu. Aku rindu tiap masa yang kita lewati. Dimana berpegangan tangan saat gelap, saling menuntun berbekal senter 5 watt. Tidak ada yang tahu medan, tidak juga tahu ular, namun kita kuat karena saling menguatkan. Aku benci caramu memperlakukanku, tapi aku rindu kamu. Dan lagi-lagi aku kembali menangis.

Pertengkaran malam itu, dengan kepala tersembunyi di bawah selimut akan selalu mengisi hati. Kemanjaan tingkah laku, senangnya wajah ketika melihat celana pendek bergambar burung kecil kuning dan cerewet, selalu mampu membuatku tersenyum. Celaan, petuah yang tergambar di wajah bahkan sebelum kau berbicara terus bergelayut di kepala. Dan ketika dengan rela kau mengetik pesan tentang lagu kejujuran, yang kira-kira bunyinya “Menangislah jika kau ingin menangis. Tapi kembalilah untuk tersenyum.” mampu membuatku melewati masa tersulit.

Teman, aku rindu…








gambar dari sini

8.3.09

Rona Pelangimu


meraih sebilah rona pelangimu seperti menyeberangi lautan putih beku yang mengkristal, mengayuh dalam kobaran emosi.

aku tersulut panas bayangmu.

duhai rembulan, dalam setiap cekungmu tertawan bait-baitku untuk kau sisipkan dalam serangkai mimpi, sebuah penantian.

duhai gemintang, dalam setiap sudutmu terbuai harapku.

terlena.

bahasa yang tak bersuara terlahir.

3.2.09

7.1.09

Aku Hanya Ingin Kamu Bahagia


Bila mungkin bisa, akan kutukar air mataku dengan senyum di bibirmu.
Bagilah resahmu denganku.
Tolong, jangan kau nikmati sendiri.
Sungguh, aku tidak pernah bisa tenang bila melihatmu gelisah.
Hisap saja manis di bibirku.
Lepaskan pahit di hatimu.
Biarkan saja terbang bersama angin.
Jangan biarkan sedih, kecewa dan khawatir menempati hatimu.
Sesaki saja dengan bahagia, bahagia dan bahagia.