29.11.14

Jarak Ini Menyiksaku

Kudengarkan begitu banyak lagu hanya untuk membunuh waktu. Kuharap bisa sedikit mengalihkan pikiranku darimu. Tapi ternyata aku salah. Kamu semakin menari-nari dan seolah ada di sini. Aku rindu, tapi hanya bisa memandang fotomu.

Hey, tidakkah kamu tahu bahwa dada ini berdebar jauh lebih kencang ketika terbayang ketidaknyamananmu menahan luka dan pilu? Belum lagi tiap siletan linu yang hadir melalui resonansi suaraku kala ketidaknyamanan itu ternyata karena hadirku. Setiap ujarku inginkan kau berbahagia.

Kututupi tiap duka dan amarah karena emosimu yang tiba-tiba membuncah. Kucecapi engkau dengan banyak cerita hidupku atau bahkan cerita tentang banyak hal remeh semata untuk mengalihkanmu sejenak dari tiap masalah yang melenakanmu. Namun tiap untaian kata itu hanya akan menguap di udara menjadi omong kosong terpanjang dalam sejarah hidup manusia.

Awalnya aku akan bertahan dengan semua pergulatan di hati, membiarkan hening hadir di antara kita hanya untuk membisiki hatimu “Hey, kamu tidak sendiri. Ada aku disini.”

Namun terbentur pada nyata. Jarak ini tidak akan pernah mampu membuat kita saling menatap, dan akhirnya debaranku juga engkau akan tetap menjadi debaran yang bertabrakan. Aku dengan rindu, engkau dengan pilu.

Seandainya suara dapat mewakili sebuah pelukan. Seandainya debaran notasi suara terasa nyata seperti debaran jantung di kala saling berpelukan. Lagi-lagi seandainya. Seandainya apa yang dirasakan dapat diketahui tanpa perlu diucapkan. Walaupun suara dapat menenangkan bahkan menghangatkan. Tetapi pelukan di kala saling terdiam tidak pernah dapat dilukiskan.

Ketika suara tidak lagi mampu mewakilkan sebuah pelukan.

With you is where I’d rather be

But we’re stuck where we are

And it’s so hard, you’re so far 

This long distance is killing me


Bondowoso, 3 Mei 2013 19:50


Ditulis kembali berdasarkan interpretasi lagu Long Distance yang dinyanyikan Bruno Mars dari tema Lagu LDR.

28.11.14

Mungkin Tak Semua Bisa Bersatu

Apa yang tak kutahu tentangmu?

Sukamu, bencimu, manjamu, tangguhmu..., semua

Bahkan perempuan seperti apa yang bisa mendampingimu

Tertawa, tersedu, membasuh lelah, mengurai hari

Tak ada yang terlewat tanpamu


Kita adalah sepasang sepatu

Selalu bersama, tak bisa bersatu


Di dekatmu aku rindu.

Jauh darimu aku tersedu.

Sepahit inikah cinta itu?

Hingga aku berkeras ingin memaki takdir

Namun katamu, apa yang bisa kita ganti?


Kita sadar ingin bersama

Tapi tak bisa apa-apa


Begitu banyak yang ingin kukatakan,

begitu banyak yang tak dapat kukatakan.

Setiap aku bertemu kamu.

Melihatmu sakit, aku sakit.

Melihatmu bahagia, aku bahagia.

Tapi seharusnya bukan dengan dia.


Cinta memang banyak bentuknya

Mungkin tak semua bisa bersatu


Pernah ku menembus hujan,

tak bisa ku meraihmu.

Pernah ku menunggu reda, tak bisa ku menyusulmu.

Sederas itukah rintangan untuk memilikimu?

Bahkan saling cinta pun tidak bisa membuat kita bersatu.


Bondowoso, 28 Nopember 2014 16:20


Ditulis berdasarkan interpretasi lagu Sepatu yang dinyanyikan Tulus dari tema Lagu Friendzone

27.11.14

Katakan Padaku, Tuan

Kamu secangkir kopi panas, aku tersengat,

tapi tetap menyesapmu. Sampai tersedak!


Katakan padaku, Tuan,

apa artinya ini?

Aku mencandumu kini,

hingga tiada detik terlewat tanpamu.


Ingatan tentangmu tiba lebih pagi dari jejak tiada.

Dengarkan ini, Tuan,

riuh di dadaku, menangkap hangat matamu,

tampaknya ada rasa berjingkat di lembah hatiku,

berjalan jauh, mengoyak bimbang, tangis dan sepiku.


Katakan padaku, Tuan,

apa artinya ini?

Aku tak pernah pandai menerjemahkan rasa,

atau mungkin terlalu takut bila ini benar adanya.


Kenapa harus kamu?

Begitu pandai engkau menenun keriangan dengan santun.

Begitu paham engkau merias luka menjadi kerelaan.

Padahal mereka mundur dengan teratur terantuk angkuhku.

Apakah seperti ini juga rasanya, bila bukan kamu?


Lalu tanyaku terhenti tepat di senyummu yang gerhana,

siangku menjadi malam, malamku menjadi petang.

Melihatmu, aku buta dilumat cinta.


Bondowoso, 27 Desember 2014 16:30


Ditulis berdasarkan interpretasi lagu Cinta Pertama dan Terakhir yang dinyanyikan Sherina dari tema Lagu Jatuh Cinta.