23.11.10

Hanya Senja di Mataku

di pipimu, air mata menjadi sungai
yang mulai menepi ke laut hatiku.
pasir, hanya hening yang tak bisa bicara.
bisu.
di ujung hatimu,
bayang-bayang matahari tinggal usia,
lindap jadi buih.
padahal timur tinggal sesaat di dada.
padahal laut masih jauh di hatimu.
maka masih adakah pasir di sana?
hanya ada senja di mataku.
penuh awan, pekat rindu
dan air mata

16.11.10

Bintang


suatu ketika ku tersesat dalam pekatnya gelap

dalam heningnya sepi

dalam dinginnya malam

sekelebat, setitik bintang jatuh

cahayanya menghampiriku

walaupun ia jauh disana

bintang itu menerangiku

menghangatkanku

menuntun jalanku

**

namun

benakku bertanya

dia hanya maya

semu

buah imajiku yang terlalu banyak berkhayal

**

ahhh… apapun itu

setidaknya ku bisa menikmatinya saat ini

walau hanya cahayanya

entah sampai kapan

??

9.11.10

Kembalikan Jinggaku

Engkau tau aku sangat suka Jingga , jadi kembalikan jingga yang telah kau curi dariku...

8.11.10

Bulan Biru


Di bumi terkapar hati yang gulita
Tersaput rindu yang mendera
Hangus terbakar api matahari
Cedera oleh sepi dini hari

***
Duh, bulan biru yang mencium hatiku
penabur cahaya hati yang sunyi
entah kapan kau bisa kurebut

Jika malam ini
bulan biru menggantung sampai pagi
terpaku memandang bumi
lalu pergi dan membiarkanku sendiri
dalam sepi.
tanpa bisa kumiliki.
itulah berarti
Aku pelangi
tanpa warna-warni

6.11.10

Sajak Rinai Hujan 1

Malaikatku. Tutup matamu kuat-kuat,
lalu tatap hatiku lekat-lekat.
Rabalah apa yang kau anggap rasa.
Rasailah apa yang kau pikir tak biasa.
Kemasi, huruf-huruf hidup yang kau hirup dari hujan tak bertuan.
Pada satu bilik hatiku yang paling sepi,
ciptakanlah puisi.

5.11.10

Cuaca



Aku catat kau dalam diam dengan segelak sajak

Lalu rindu dendamku mengalir deras tak tahu bermuara

3.11.10

Tirai Hujan

Andaikan dirimu berdiri di tempat yang teduh dengan sebuah payung kecil di tangan, di saat hujan turun dengan derasnya hingga menciptakan tirai hujan di sekitarmu, bersyukurlah karena kau masih diberi kesempatan olehNya untuk berteduh dan tidak basah. Tapi, janganlah itu membuatmu takabur atau malah mengeluh sambil berharap sebuah payung yang lebih besar, karena jika kau mencoba melihat lebih jauh ke balik tirai hujan, masih banyak orang yang terpaksa kebasahan dan memeluk tubuh sambil menggigil, menunggu hujan yang entah kapan akan reda.