21.2.11

Jeda



pada pintu yang terkibas angin itu, aku memandang bayangan

mungkin engkau. yang diam-diam akan pergi

dengan kedua tangan tersembunyi di dalam saku celana

apakah harus selalu ada lambaian tangan untuk perpisahan?

jeda adalah isyarat nyata. seperti sunyi

yang dipelihara cangkul penggali kubur

bagiku, suka cita adalah kesementaraan belaka

sebab kuasa waktu akan menjadikannya tiada

lalu katamu, "kita rayakan saja cinta selagi ada."

kita mengerti, pertaruhan kita sekadar alasan

tak penting siapa pecundang. pemenangnya adalah cinta

tetapi, sebagaimana warna pudar oleh usia, begitu pula kita

sebab selalu ada akhir dari segala kesementaraan

pada akhirnya kita akan mengerti, kesementaraan adalah buih

ketika buih itu mengering, tak ada yang tersisa selain kenangan

lalu, akankah kau melambai pada kenangan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar