12.4.11

k a m u

aku sering mempertanyakanmu. menuliskanmu, membisikan namamu, memikirkanmu, meyakinimu lalu mempertanyakanmu. sepertinya menyayangimu dan tidak pernah bisa betul-betul memahamimu. bahkan mempertanyakan kesadisanmu yang membuat segalanya tampak mudah padahal tidak, membuatku merasa bersalah hanya untuk nafas-nafasku yang menyesak. padahal bukankah bahkan nafasku adalah, katanya, untukmu dan karenamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar