Gerimis menari di senja yang sunyi, luruhkan lagi pelangi yang sempat terlukis di kanvas hari.
Indera pendengaranku coba cari bunyi, bunyi yang sangat diinginkan hati, kidung malaikat.
Indera penglihatanku terus menyusuri lekuk tubuh hari, berharap sebuah mimpi bisa terjadi, senyuman malaikat.
Lalu indera penciumanku mengendus angin yang menderu senja ini, mengais suatu wangi, bau tubuh malaikat.
Bukan, aku bukan mencari bentuk malaikat yang sebenarnya dalam cerita mimpi. Malaikat ini ialah dia penguasa hati, sebab mimpiku terjadi.
Dan senja ini, rindu lagi berteriak kencang dalam hati.
Malaikatku tak nampak di setiap putaran waktu hari ini. Mungkin tumpukkan kerjanya membuat ia tak terlihat di setiap kerja inderaku ini.
Hingga kucipta kata-kata sebagai kisah hati. Entah sajak, puisi, atau prosa aku pun tak mengerti.
Yang kutau; rindu sedang menjajah hati. Hingga terciptalah tulisan ini, untuk kekasih yang sangat kurindui. Dia, sang malaikat hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar