20.5.11

antara


imaji seribu satu mimpi.
bayang seribu satu nyata.
dan aku berdiri di antara.

sepotong hati

kutinggalkan sepotong hati pada hari lalu,
sepenggal rasa pada satu jeda yang mengkristal.
dan sebait rindu, yang tak bosan kukait melantun lagu pengantar tidur,
pada hitungan waktu yang mana saja,
yang tak pernah mau susah mengintip namamu yang kuselipkan.

19.5.11

kadang kala aku melupakanmu


kadang kala aku melupakanmu. biar kutahu, wajah yang terus membayang terlempar dari ruang bawah sadar. ternyata kau pun begitu. terkadang aku menghapus jejakmu dalam benakku. biar kutahu seberapa sulit bekas tapaknya menghilang. inginku menahanmu dalam ruang masa relungku. tapi ternyata kau lembam mendekam walau kulepas genggamku.

18.5.11

tirai hujan


Jika damai sedang berada di tempatmu sekarang ini, tolong hargai dan jagalah ia. Jangan sia-siakan ia karena masih banyak yang sangat membutuhkannya, dan mereka itu adalah saudara-saudaramu sendiri.

17.5.11

hidup itu tak pernah benar-benar benderang seperti siang atau bahkan hidup itu tak pernah benar-benar gulita seperti malam. hidup itu ternyata cuma senja. senja tak punya warna yang jelas. senja datangnya cuma sesaat.

15.5.11

kekasih

kekasih,
lakumu tak tampak seperti cinta
ah, seperti apa cinta itu harus tampak?
cinta itu tak berbentuk, tak berbatas
cinta itu hanya mengalir
memenuhi ruang hati
mengikuti sebentuk ketulusan
tertampung dalam cekung rindu
dan saat alir yang meluap itu masih ada
biarkan dia berjalan ke mana pun dia suka
tanpa batas, tanpa duga
cinta itu
hanya ada sebentuk rasa
makna yang tak butuh dieja

14.5.11

keberanian

keberanian itu punya kadaluarsa (mungkin)
kalau tidak cepat-cepat diwujudkan, dia akan terlanjur menguap bagai air, meliuk di angkasa seperti angin. lalu jejak yang ditinggalkan menjadi lubang yang menganga. begitu saja. tidak perih. apalagi sampai membuat air mata mengalir. tapi penyesalan pasti tidak akan bosan mengejar, bahkan sampai ke alam mimpi. bahkan kadang lamunan di siang bolong.

13.5.11

menulis tentangmu

Berapa banyak tulisan yang hendak saya buat tentangmu. Atau pertanyaannya sampai kapan saya harus berhenti menulis tentangmu—saya tidak tahu jawabannya. Mungkin saya tidak akan pernah berhenti menulis tentangmu.
Kecuali jika rasa ini berubah. Hati ini punah.
Mencintai orang yang menyebalkan itu menyebalkan. Banyak hal yang membuat kamu mengkompromikan segala sesuatu hanya demi cinta.

12.5.11

kolong

Dulu, aku menghabiskan waktu di kolong selama berjam-jam. Kalau sudah begitu, aku bisa ketiduran di sana. Satu hal yang akhirnya kusadari setelah bertahun-tahun kemudian, adalah ketika masuk ke kolong itu sebenarnya aku seperti bersembunyi—bersembunyi dari apa? hanya aku, si anak kecil itu yang tahu.

11.5.11

air mata

berperahu air mata,
sebulir luka
mengarungi puisi di pipimu:
lalu jatuh,
sebagai
duka yang kekal

5.5.11

Subuh

subuh menjadi saksi
putusnya sepasang lelap
berganti menjadi sujud
dari dua hati
berbincang dalam bisu
subuh menjadi penanda
membuka hari baru
dalam tautan dzikir
dari dua bibir
erat saling berpadu
lalu...
di manakah engkau
ketika saksi hadir
pada batas fajar
di manakah engkau
ketika saksi menanti
tertambatnya tali janji
di manakah engkau
ketika saksi mencatat
dua sujud menyatu