entah dalam ilusi mendung … atau rindu itu sendiri
hinggap pada tepi jendela tempatnya menanti
bersama secangkir panas yang menjelang senyap
dan puisi-puisi yang beranjak dari bibir benak
menabuhkan sepi
Menetes basah air mataku jatuh ke bawah
bersetubuh mesra memeluk tanah
daun tua yang coklat
ikut terbanglah meninggi
cinta terpendam
perlahan pudar
tanpa kusadar
aku tertawa sendiri
sore itu
aku tersesat
entah darimana
sebuah hati bebaskan aku begitu cepat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar