23.6.11

tersesat

nampaknya telah tersesat, aku

entah dalam ilusi mendung … atau rindu itu sendiri

hinggap pada tepi jendela tempatnya menanti

bersama secangkir panas yang menjelang senyap

dan puisi-puisi yang beranjak dari bibir benak

menabuhkan sepi



Menetes basah air mataku jatuh ke bawah

bersetubuh mesra memeluk tanah

daun tua yang coklat

ikut terbanglah meninggi

cinta terpendam

perlahan pudar

tanpa kusadar

aku tertawa sendiri
sore itu

aku tersesat

entah darimana

sebuah hati bebaskan aku begitu cepat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar