3.10.13

Mengejawantahkan Cinta

Seolah aku menemukan rumah, tempatku pulang. Tiap kali aku melihat lengkung senyum di bibirmu. Seolah aku tak pernah mengenal apa itu luka. Ketika dua tanganmu merentang menyambut pelukku.

Bersamamu, derita seperti stempel dan bantalannya yang saling mencari untuk mensahkan surat-surat pasti. Sebut saja ini cinta, maka segalanya akan selesai dengan lapang dada .

Bersamamu, aku hanya layang-layang yang terulur benang diterbangkan angin kesana-kemari. Tapi pada akhirnya aku kembali lagi padamu. Bukankah sebenarnya itu juga inginku?

Aku menyayangimu dan mempercayai kebaikan. Itu sebabnya kecewa enggan datang. Karena sebelum sampai, ia sudah kembali pulang.

”Selamat makan” lalu “Selamat malam”. Lupakan kepedihan, sebab antara lapar dan kenyang ada cinta yang mekar di dalamnya. Apakah kau ragu?

Aku menyayangimu hingga hanya kebaikan dan keselamatanmu yang aku pedulikan. Bukan lagi tentang jatuh cinta atau rasa sakit, aku menikmati kebersamaanku bersamamu. Seperti sengaja menyesatkan diri makin jauh dalam labirin. Atau mungkin jalan melingkar yang tak menemukan ujung pangkal.

Apakah kau tahu, embun, pagi dan dingin merupakan keajaiban yang tidak sempat Tuhan tulis?
Bila engkau pagi, aku tak ingin lekas beranjak. Menemanimu lalu menyayangimu sampai matahari mengusirmu untuk kembali. Ingin kuselipkan doa pada tiap butir air matamu, saat jatuh di taman, bunga-bunga mekar kembali di bibirmu. Semoga malam membawamu tersenyum untuk menyambut pagi.

Apakah kau tahu? Tak ada aamiin yang terlewat tanpa aku menyebutkan namamu sebelumnya. Tak ada pinta tanpa bahagiamu di dalamnya. Berharap kita bisa bersama dalam satu bingkai bahagia. Kamu di depanku dan aku sedepa di belakangmu. Menyeru menyebut namaNya. Maukah kamu tetap bersamaku sehari lebih lama dari selamanya?

Yang tersisa kini, hanyalah bayangan daun-daun yang letih di jendela, dan wangi sunyi tubuh malam.
Jika alam memberikan pendapat, cinta yang baik seperti batang kayu pohon cendana, ia kuat dan harum. Begitulah aku dan kamu seharusnya. (Andai saja).
Aku ingin menjadi alat yang saat ini kau pegang,atau boneka yang selalu menemani tidurmu. Agar saat kau terjaga aku orang yang pertama kali kau lihat saat matamu terbuka.


Ditulis bersama @acenk_kenari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar