8.1.13

Hari Ke-8: Cinta

Aku sudah lupa sejak kapan aku tak lagi percaya pada kekuatan cinta, terlebih cinta pada pandangan pertama. Dan aku tak perduli. Sama tak perdulinya pada gelar yang kusandang sekarang. Gadis Berhati Es, Setegar Gunung Batu... Frigid. Sampai saat makhluk tampan itu melintas di hadapan dan membuat hari-hariku kembali penuh warna.
Dan di sinilah aku, di samping laki-laki yang mencuri mimpi-mimpiku.
"Salahkah jika aku mencintaimu?" tanyaku lirih.
"Tidak..."
Kami duduk di bangku panjang di taman. Aku sendiri tidak tahu bagaimana mendeskripsikan perasaanku padanya lewat ekspresi wajah dan sorot mataku. Dia mengulas senyum, seakan-akan mengatakan bahwa dia mengerti.
"Dan kamu?"
"Aku..., aku tak bisa....".
"Kenapa?' tanyaku setengah tak percaya. "Apa aku terlalu agresif?"
Masih hening.
"Bukan."
"Atau...."
"I'm... gay," potongnya.
Aku buru-buru mengambil minumku karena hampir tersedak. Aku kembali meneguk minumku banyak-banyak, meredakan jantungku yang berdegup cepat.
Senyum miris tersungging di bibirnya.
Seketika hatiku beku seperti hariku yang kembali kelabu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar