6.12.13

Sejauh Harapan dan Kepastian

Aku merasa ada yang hilang tanpa tahu apa yang sudah aku temukan. Aku merasa menemukan tanpa tahu apa yang aku cari. Dan aku seperti masih mencari tanpa tahu apa yang sudah hilang.

Aku mulai mencari sumber dari partikel partikel yang ditiupkan angin sore itu kepadaku. Ku langkahkan kaki mengikuti jejak yang membangkitkan sejuta kenangan menyakitkan. Lalu kalian pasti heran mengapa aku justru mencari sang ‘kenangan’ itu bukan?

Dia hanya sejauh harapan dan kepastian, harapanku untuk mendapat kepastiannya. Aku mulai bertanya, "Kita ini pasangan atau cuma berteman?" Bisik hatiku.

Tunggu dulu…

Ku pacu terus kakiku sambil berkonsentrasi agar tidak kehilangan jejak elemen-elemen itu, aku yakin, sangat yakin, si pemilik bau ini adalah sang ‘kenangan’ yang seharusnya tak kutemui sejak kami bertemu tiba-tiba pada sore hari di bulan Januari lalu.

Kala itu, cukuplah udara yang sama yang menjadi media kami bersama. Dalam satu hembusan nafas yang sama. Kami saling terhubung di sana.

Kini, partikel-partikel itu menyelesaikan tugasnya dengan sempurna, membawaku hingga berdiri berhadapan langsung dengan sang ‘kenangan’.

"Hey," sapaku, lalu aku mengucapkan apa yang sedari dulu ingin ku utarakan, "Selamat tinggal" yang seharusnya ku ucapkan untuknya Januari lalu.

Dan akupun bergegas pergi bersamaan dengan munculnya pelangi dari sudut cakrawala setelah hujan di bulan Desember sore ini berlalu.

Ketika yang dinanti hanya berdiam diri di kejauhan, saat itulah yang terbaik untuk mengikhlaskan kedekatan yang dulu pernah ada.

1 komentar:

  1. Harapan dan kepastian selalu berhubungan dan selalu memilki arti yang sama hihih

    BalasHapus