19.6.15
Bangunkan Aku
"Bangunkan aku pukul tujuh."
Kubaca lagi pesan singkat yang dikirimkan Radit semalam. Dia minta aku menelpon untuk membangunkannya. Aku tersenyum. Ah, dia tidak tahu, aku sekarang sudah ada di depan rumahnya. Pukul tujuh kurang lima belas menit. Kemarin aku pura-pura tidak jadi berangkat ke Jakarta menemuinya. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana kagetnya dia.
Aku menekan bel di samping pintu. Dadaku berdebar tak menentu. Lama aku tidak melihat Radit. Dua minggu. Bermalam-malam aku dibayangi wajah lelaki itu. Rindu. Dan rindu membuatku tak nyaman.
Berkali kutekan bel tapi belum juga ada respon. Pasti dia masih nyenyak tidur. Aku mengintip lewat jendela, tetapi sayangnya tertutup tirai. Aku kembali menunggu di depan pintu seraya menebak-nebak, apa yang sedang dilakukan Radit, lalu menarik napas dalam mendengar kunci pintu diputar.
Daun pintu dibuka, dan Radit muncul di sana. Lelaki itu nampak terkejut mendapati siapa tamunya. Ekspresinya kosong. Beku. Aku tidak kalah terkejut. Tubuhku seakan merekat kuat pada lantai yang kupijak, tidak bisa bergerak. Penampilan lelaki itu sangat berantakan.
"Surprise!!"
"Dara!" Radit masih tercengang.
"Bangun, Sayang. Sudah pukul tujuh."
"Aku nggak sedang bermimpi kan?"
"Mimpi nggak ya?" Aku mencubit lengannya.
"Aduuh..., sakit...," Wajahnya meringis.
"Sakit ya? Berarti bukan mimpi."
"Papa!" Luna berlari menghampiri lelaki itu. Mata mungilnya langsung melebar senang melihat kehadiranku di sana. "Bu bidan!"
"Halo, Luna!" Aku mengusap sekilas rambut anak itu.
"Masuk yuk." Radit melebarkan pintu agar aku masuk.
Aku langsung masuk ke dalam. "Mau aku buatin nasi goreng?"
Radit tersenyum senang. "Kalau kamu nggak keberatan."
"Oke!" Aku mengusap rambut Luna di sampingku. "Luna mau bantu Bu bidan buat nasi goreng?"
"Mau!" Luna tersenyum penuh semangat.
Tingtong!!
Suara bel rumah berbunyi. Radit bergegas menuju pintu. Siapa ya tamu sepagi ini? Penasaran, aku mengintip dari dapur.
"Radit! Katanya minta dibangunin pukul tujuh?" Seorang perempuan muncul dari balik pintu.
Siapa dia? Berapa perempuan yang dia minta untuk membangunkannya pukul tujuh?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar