Ada benteng yang teramat kuat di dalamnya terikat janji suci, yang tak mungkin aku mencakarnya hanya karena seikat gumamku yang mendemam dan menggigil sehebat cinta.
Ada tangis yang selalu bisa aku mengerti di perasaanmu, namun tak pernah bisa aku pahami tawamu yang menggelayut di akar hatiku yang tandus.
Aku cermin yang retak, yang tak mungkin kamu mengumpulkan puing-puing bayanganmu menjadi sebuah istana yang megah.
Jika aku adalah tanya, tak perlu menjawabnya dengan sebuah perahu, cukup satu, kenang aku di dalam sedihmu, sebab tawa akan lenyap ditelan waktu.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar