2.6.15

Senandung Rindu



Ada yang mengingatkan rindu, detak arloji yang menayangkan angka tiga, dini hari yang menginginkanmu. Aku diserbu sepi di gigilnya. Adakah yang lebih tabah dari kita? Dentum berdetak pada kamu yang berjarak.

Masih terlalu dini. Haruskah rindu kupendam sendiri? Ajari aku cara mendidik rindu yang kurang ajar ini menjadi dewasa dan mau mengerti artinya menunggu. Aku semestinya tidur, tapi rindu menggedor-gedor pintu mata tak tahu malu. Yang menyebut cinta itu buta, mungkin belum pernah merasakan rindu yang tidak tahu waktu seperti ini.

“Bangun, katanya rindu.” Hatiku berkata pada mataku.

Setengah terbuka, mataku bekerja sama dengan tangan; menjelajah ranjang demi sebuah blackberry. Apalah, demi menemukannya aku gengsi menghidupkan lampu. Toh, aku menemukannya pula.

Kuketik bbm padamu. “Hey”

Semenit kemudian blackberryku berkedip merah. Balasan darimu. “Hey… Thought you are sleeping already. Kebangun lagi?”

"Ya. Dan kenapa selalu gangguin kamu ya?"

"Nope!"

Aku tersenyum. Siapakah yang mengetuk mataku tadi? Rindu? Ah, kita namakan saja dia rindu, bagaimana? Sepakatlah.

Beberapa pesan yang berbalasan hingga kemudian kuketik, “Boleh telpon sebentar? Lima menit?”

"Boleh." Balasmu.

Segera kutekan nomer telponmu. Memenuhi permintaan telinga yang mengaku nabi utusan hati. Terdengar suara operator telpon. Great! Pulsaku habis.

Kukirimkan pesan padamu. “Ga jadi.”

"Something’s happening?"

"Ternyata pulsaku habis."

"Aku telpon ya." Ah, senangnya. Segera kubalas.

"Ya."

Beberapa percakapan dini hari pun segera terjadi. Kamu bercerita kejadian yang kamu alami seharian. Dan cerita masa lalu. Aku mendengarkan dengan baik. Lebih dari lima menit. Kamu pamit. Aku mengerti kamu lelah.

Ada sesuatu yang sebenarnya ingin kukatakan. Tapi kamu tak memberiku kesempatan. Biarlah. Mungkin sebaiknya kusimpan saja. Atau mungkin sebenarnya kamu sudah merasakannya. Ya, aku rindu kamu.

Rindu ini membuatku jadi bodoh. Mungkin rindu sejatinya menciptakan ruang untuk saling menemukan. Semoga segala rindu, tak selalu membuat candu.

Terima kasih telah memenuhi rinduku. Selamat tidur, kamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar