12.6.15

Keinginan Sederhana


Malam ini aku rindu sekali sama kamu. Mungkin kamu bosan mendengarnya. Tapi aku mengatakan apa yang aku rasakan dan apa yang tidak bisa lagi aku pendam sendiri. Kadang aku hanya bisa menuliskannya. Kadang aku meluapkannya pada sujudku. Menguraikan apa yang aku rasa padaNya.

Kata orang, awal kita jatuh cinta kepada seseorang itu sangat indah, tidak ada sedikitpun luka, maka dari itu aku ingin selalu jatuh cinta kepada kamu setiap hari, agar aku tidak merasakan luka, agar aku selalu bisa merasakan puncak dimana aku merasa mencintai seseorang dengan sungguh.

Kamu dikirim untuk sekedar berbagi tawa dan cerita sederhana tentang cinta yang kandas, dan cinta yang sedang berjalan di tempat. Lalu kamu mendalami lebih dalam tentang omongan bersifat pribadi, kadang nakal, kadang kekanakan dan penuh mimpi. Mimpi yang sama sekali kita sendiri tidak berani mengharapkan mimpi itu sempat terjadi atau akan benar terjadi.

Darimu aku belajar lebih lagi tentang kesabaran. Belajar sabar menghadapimu. Belajar sabar menunggu kabarmu. Belajar sabar menahan rindu. Belajar sabar menerima kamu sebagai kamu. Itu pelajaran paling penting yang aku dapat dari kamu. Yang mungkin kamu sendiri pun tidak menyadarinya.

Sekarang setelah waktu berjalan, aku ingin kamu tetap seperti dulu. Bukankah hidup memang tak pernah datar? Aku ada. Paling tidak untuk mendengar semua keluhmu. Jangan pernah menyerah pada keadaan yang membuat lututmu tertekuk. Justru itulah saat terbaikmu menyampaikan doa. Mereka bilang seperti itu. Eh, kenapa jadi nasehatin kamu ya? Haha.

Ingin sekali jadi seseorang yang diam tidak apa-apa saat terbelah jadi berapa. Lalu kembali mampu menyusun runtuhan, bekas dentuman kesakitan. Benar-benar ingin menjadi orang yang sabar dan percaya, jantungku tidak akan berhenti berdebar, sebelum Tuhan memberi kabar.

Kita itu memang punya banyak perbedaan ya. Termasuk bagaimana cara kita menghadapi suatu masalah. Tapi itu bukan masalah kan buat kita? Cukuplah kita punya cinta yang sama untuk menyatukannya. Dan aku akan sabar menunggu waktu ketika kita menikmati kopi panas kita berdua sambil menatap tetes-tetes hujan yang jatuh ke bumi.

Aku ingin rindumu nanti membawamu pulang, ke tempat kisah cinta selalu kubacakan, roman-roman picisan. Dan malam ini aku hanya punya satu keinginan sederhana. Kamu menjawab "I miss you, too," saat aku mengatakan "I miss you." Hanya itu. Lalu aku akan bisa tidur dengan nyenyak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar